Kebijakan Manajemen Resiko
Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem manajemen risiko yang mampu menditeksi kemungkinan terjadinya risiko agar dapat segera dilakukan tindakan yang diperlukan untuk menghindari atau meminimalisasi dampak bila risiko tersebut terjadi.
Dibawah koordinasi Direksi, para manager perseroan melakukan pengelompokan atas risiko-risiko yang mungkin harus dihadapi oleh Perseroan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan masukan berdasarkan pengalaman, perkiraan maupun observasi yang dilakukan, maka disusunlah rencana dan tindakan yang tepat untuk menghindari atau memperkecil dampak dari suatu risiko.
Pelaksanaan manajemen risiko ini telah menjadi bagian dari sistem manajemen Perseroan dan menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen, sehingga seiring dengan berlalunya waktu, selalu tercipta adanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) yang dijadikan strategi oleh Perseroan.
Jenis Risiko Dan Cara Pengelolaannya
Menariknya industri sektor barang konsumsi, menghadirkan banyak perusahaan yang mempunyai hasil produksi yang sejenis dengan Perseroan, persaingan usaha yang tercipta disikapi oleh manajemen Perseroan secara berhati hati dan cermat dalam mengelola likuiditas Perseroan. Demikian pula dengan pengeloaan ketersediaan bahan baku, ketersediaan kapasitas produksi, dan pemberlakuan peraturan yang berhubungan dengan kinerja Perseroan, semuanya merupakan objek dari manajemen risiko yang dikelola oleh Perseroan.
Beberapa risiko yang dapat mempengaruhi secara negative kegiatan usaha Perseroan, diantaranya adalah :
Persaingan usaha dengan perusahaan pesaing yang memiliki bisnis yang sejenis dengan Perseroan, tentu tidak dapat dihindari. Risiko ini dapat menyebabkan ketidak pastian bagi target penjualan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Karenanya, Perseroan mengelola risiko ini dengan cara menghadapi risiko persaingan usaha sebagai tantangan yang menuntut kita untuk menjadi lebih kreatif dalam inovasi dan kritis dalam melakukan evaluasi terhadap keunggulan dan kekurangan yang dimiliki oleh Perseroan.
Sambil terus mempertahankan kualitas produk, Perseroan juga harus selalu dapat menciptakan produk baru dan berbeda dengan yang telah beredar dipasaran, sehingga dapat menarik konsumen untuk kembali memilih produk Perseroan.
Disamping itu, Perseroan juga harus terus berusaha memperluas pangsa pasar produk Perseroan hingga tanpa batasan.
Ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang Rupiah dapat memberikan dampak ketidakpastian terhadap biaya produksi dan dalam penetapan harga jual produk Perseroan.
Hal ini disebabkan karena, meskipun sebagian besar bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dapat diperoleh dari dalam negeri. Namun ketidak stabilan nilai tukar valuta asing terutama USD, terhadap mata uang Rupiah dapat mempengaruhi harga bahan baku produksi yang diimport atau bahan baku produksi yang dibeli di pasar lokal tetapi mengikuti harga pasar internasional. Sehingga, jika terjadi perubahan nilai tukar mata uang asing yang cukup signifikan, hal ini dapat mempengaruhi biaya Perseroan.
Perseroan mengelola risiko ketidak stabilan yang mungkin terjadi ini, dengan cara memperoleh penerimaan dari penjualan ekport.
Bencana alam, gagal panen, terganggunya jalur transportasi dan kejadian kejadian sejenis yang menyebabkan terganggunya pasokan bahan baku dapat menyebabkan pemanfaatan kapasitas produksi untuk mendapatkan efisiensi maksimal tidak tercapai, sehingga dapat menurunkan kinerja operasional dan finansial Perseroan.
Untuk mengantisipasi terganggunya pasokan bahan baku, Perseroan memiliki divisi supply chain yang dipimpin langsung oleh Direktur Perseroan. Perseroan juga memiliki tingkat persediaan yang memadai untuk memperkecil dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kelangkaan bahan baku.
Sebagai perusahaaan yang telah menjual produknya ke seluruh benua, kondisi politik, ekonomi dan peraturan yang diberlakukan pada suatu negara dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Risiko tersebut diantaranya dalam bentuk pemberlakuan besarnya bea masuk oleh negeara tujuan ekport. Hal itu dapat menghambat pertumbuhan eksport Perseroan karena besarnya pajak yang harus dibayar dapat menyebabkan harga jual produk menjadi tinggi sehingga harga jual menjadi mahal di negara tujuan eksport tersebut. Untuk menanggulangi risiko ini, Perseroan menerapkan prinsip efisiensi dalam segala bidang agar dapat memberlakukan harga jual yang kompetitif.
Kebijakan dalam bentuk Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan besarnya biaya produksi, transportasi serta kewajiban Perseroan, dapat berdampak pada penyerapan hasil produksi Perseroan dan dapat mempengaruhi besarnya laba Perseroan. Adanya perubahan kondisi ekonomi, sosial, politik, dan keamanan di Indonesia, yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat memberikan dampak terhadap kegiatan dan kinerja keuangan Perseroan.
Untuk menghadapi risiko ini, Perseroan menjual produknya ke berbagai negara diseluruh dunia